PERMASALAHAN PEMBENTUKAN KOMCAD
DIMENSI PERMASALAHAN PEMBENTUKAN KOMPONEN CADANGAN
(Catatan Kritis Hasil
Diskusi dalam Kegiatan
Inaugural Asia and South West Pacific
Region Reserve Capability Forum)
PENDAHULUAN
Pada tanggal 30 dan 31 Juli
2010 Australia menginisiasi sebuah kegiatan yang bertujuan untuk saling tukar
menukar informasi tentang tentara cadangan di negara-negara di Asia Pasifik
melalui kegiatan “Inaugural
Asia and South West Pacific Region Reserve Capability Forum 2010”. Tema kegiatan
tersebut: “We are Here to Help Reservists and Their Employers”. Kegiatan
tersebut direncanakan rutin tiap tahun dan pada saat inisiasi dihadiri oleh 9 delegasi
dari Philipina, Pakistan, Malaysia, Thailand, India, Singapura, Indonesia, dan
Selandia Baru, serta Australia selaku tuan rumah. Pokok-pokok bahasan dalam
sesi diskusi mencakup pengintegrasian tentara cadangan dalam tentara reguler,
pendidikan dan pelatihan, dan penggunaan kemampuan khusus tentara cadangan
dalam kegiatan operasi.
Dari kegiatan tersebut dipetik beberapa catatan kritis
yang dapat dijadikan bahan bagi Kemhan dalam menyusun konsep Komponen Cadangan.
Diharapkan tulisan ini dapat menjadi masukan dan pendalaman untuk penyusunan
Komponen Cadangan yang akan dibentuk di Indonesia. Dikemukakan pula dalam
tulisan singkat ini konsep tentara cadangan yang disampaikan oleh para delegasi
negara peserta yang juga dapat dijadikan referensi untuk pembanding
CATATAN KRITIS DALAM PEMBENTUKAN KOMPONEN CADANGAN
Secara budaya kerja
terdapat kesenjangan antara tentara cadangan dan tentara reguler. Sesuai
namanya tentara cadangan sifatnya mendukung dan tidak permanen, atau paling
tidak lebih pasti kondisi tentara reguler dari pada tentara cadangan. Hal itu
kemudian berpengaruh dalam filososfi karir. Oleh sebab keyakinan dan kenyamanan
dalam menjalani pekerjaannya, warga negara yang berkarir dalam tentara reguler berpikir
kapan saya menjadi jenderal. Bebeda dengan tentara reguler, warga negara yang
menjadi tentara cadangan memiliki filosofi berkarir kapan selesai melaksanakan
tugas alias pensiun. Jelas terdapat perbedaan filosofi bekerja antara tentara cadangan
dan tentara reguler berdasarkan status pekerjaan yang dijalani warga negara,
yang tentu akan sangat berpengaruh terhadap hasil kerja.
Pembentukan tentara
cadangan dengan permasalahan etos kerja di atas, menimbulkan pemikiran cost and benefit sehubungan dengan
kinerjanya. Untuk itu kemanfaatan mengintegrasikan tentara cadangan dengan
tentara reguler tentu mempertimbangkan aspek ekonomi. Mengukur aspek ekonomi ini kiranya perlu diperhatikan 10 dimensi/
pertanyaan yang harus dijawab:
1.
Mengapa digunakan tentara cadangan? Hal ini perlu dijawab
karena akan menimbulkan permasalahan rekruitmen, dan akan memberikan
argumentasi motif yang mendasari perlunya tentara cadangan. Pengeluaran biaya
untuk pembentukan tentara cadangan harus jelas tidak saja
pertanggungjawabannya, melainkan yang lebih penting keuntungan atau bahkan
lebih menguntungkan dari berbagai segi. Artinya biaya yang dikeluarkan untuk
pembentukan tentara cadangan harus menimbulkan dampak ekonomi dan dampak
politik yang signifikan. Sebab jika tidak tentu timbul pemikiran daripada
membentuk tentara cadangan yang mengeluarkan biaya besar mengapa lebih baik
untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan tentara reguler saja.
2.
Peran apa yang harus dilakukan oleh tentara cadangan?
Dalam hal ini harus dijawab apakah peran yang tinggi (high), sedang (medium)
atau rendah (low) intensitas dan kuantitasnya. Relevan dengan pertanyaan
ini adalah bagaimana perannya di masa perang dan bagaimana perannya di masa
damai? dan juga di mana wilayah operasinya: apakah di negara lain, wilayah
lepas pantai, atau hanya di wilayah negeri sendiri? Berapa lama peran itu dapat
dilakukan?
3.
Kapabilitas apa yang diperlukan tentara cadangan? Apakah
untuk memadukan peran dengan tentara reguler kapabilitasnya harus disamakan? Bagaimana
jika mereka dalam status sipil memiliki kapabilitas khusus.
4.
Kendala budaya apa yang paling sulit untuk
mengintegrasikan tentara cadangan ke dalam tentara reguler? Apakah tentara
reguler mampu menerima tentara cadangan sebagai kawan seprofesi dalam
melaksanakan tugas? Bagaimana dapat mengeliminir kendala
ketidaksetaraan profesi ini?
5.
Apakah tentara cadangan dapat memiliki kemampuan yang
setara dengan tentara reguler dengan hanya melalui pelatihan singkat? Perilaku
hasil didik biasanya pelatihan singkat akan mengakibatkan mudah hilang
kemampuannya jika tanpa dilakukan pemeliharaan.
6. Apakah organisasi tentara cadangan merangkai dan
terintegrasi dalam struktur kekuatan tentara? Apakah hal itu tersebar di
seluruh unit deployment, atau terangkai hanya ketika dilakukan
penugasan operasi?
7.
Apakah mereka hanya sekedar mendapatkan tunjangan atau
memang benar-benar digaji? Bagaimana halnya penggajian itu berkaitan dengan
pekerjaan mereka yang penggal waktu? Jika digaji bagaimana strukturnya?
mengingat mereka diasumsikan sebagai cadangan yang dalam banyak hal berbeda
dengan tentara reguler.
8.
Apakah mereka dapat direkrut dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan? Masalah rekruitmen menjadi masalah mendasar,
khususnya berkaitan dengan spesialisasi mereka yang terkadang berharga tinggi
di pasar tenaga kerja (diantaranya: dokter, ahli teknik). Bagaimana dengan area
rekruitmen apakah berdasarkan pembagian administrasi pemerintahan, administrasi
pertahanan, atau berdasarkan letak geografi, atau juga berdasarkan tapak
budaya? Bagaimana pengaruh area rekruitmen itu terhadap bekerja dan berjalannya
sistem pertahanan dan tercapainya kepentingan pertahanan? Menjadi juga
permasalahan rekruitmen di era globalisasi ini adalah mobilitas tinggi
masyarakat atau individu.
9.
Apakah menjadi tentara cadangan itu sebaiknya bersifat
wajib atau bersifat sukarela? Di satu sisi negara memerlukan karena menjadi
bagian dari sistem pertahanan, sementara di sisi lain akibat stabilitas dan
dinamika kehidupan masyarakat yang tinggi, individualisme telah menipiskan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sistem pertahanan negara termasuk
subsistemnya tentara cadangan. Hal ini mengakibatkan antusiaisme mereka untuk
menjadi tentara cadangan, dan bahkan tentara reguler menurun
10.
Apakah pemerintah (termasuk legeslatif) menyadari
pentingnya tentara cadangan dalam struktur kekuatan pertahanan/ angkatan
perang? Intinya adalah bagaimana dapat mendidik pemerintah akan peran penting
tentara cadangan dalam struktur dan sistem pertahanan negara mengejewantahkan
sistem pertahanan total.
KONSEP TENTARA CADANGAN DI NEGARA-NEGARA ASIA PASIFIK
1.
Singapura. Singapura dengan kondisi lingkungan strategisnya
mengembangkan sistem tentara cadangan dalam total defence systemnya. Berdasarkan
the National Service Amandement Act 1967, diberlakukan National
Service yang dapat mengintegrasikan sistem kemasyarakatan Singapura dalam
kekuatan perang secara keseluruhan. Seluruh warga negara laki-laki
Singapura wajib menjadi pewajib militer (National Service) selama dua
tahun aktif. Selesai dua tahun mereka wajib menjalani anggota unit siap
operasional National Service (NSman), sebagai NSman/
tentara cadangan selama 10 tahun. Mereka
menjalani latihan selama paling banyak 40 hari/ tahun. Setelah melengkapi 10
tahun latihan dan ditingkatkan kriteria kemampuannya untuk menjadi tentara
cadangan siap operasional sampai pada usia 50 tahun untuk perwira dan 40 tahun
untuk pangkat lainnya.
Dalam pandang Singapura, manfaat mengintegrasikan tentara
cadangan ke dalam kekuatan pertahanan total adalah:
a.
Daya Tangkal Negara. Dengan menjadi NSman
memberikan kesadaran akan tanggung jawab warga negara terhadap pertahanan
negara. Kesadaran kolektif dan kehendak warga negara untuk berkontribusi dalam
pertahanan negara memberikan manfaat berupa kekuatan daya tangkal Singapura.
b.
Pendidikan Kebangsaan. Penghayatan satu pengalaman dalam
satuan NSman menjadi bagian penting dalam proses pembangunan bangsa,
sebagai alat pemersatu menuju tercapainya kepentingan bersama.
c.
Membangun Kesamaan Nilai dan Mengeratkan Ikatan Sosial. Warga
negara dari berbagai profesi dan latar belakang menyatu dalam pengalaman yang
sama, nilai-nilai yang sama, sehingga melahirkan apresiasi atau penghargaan
satu sama lain. Hal ini akan meningkatkan kesatuan sosial sampai pada satuan
sosial terkecil dalam keluarga. Ujung dari hal ini adalah terbangunnya karakter
bangsa dan terwujudnya ketahanan nasional.
d.
Mensemestakan Pertahanan Total. Dengan manfaat yang
menyebar di segenap sektor, maka NSman merupakan tulang punggung
pertahanan total.
e. Menyatupadukan kekuatan militer dan sipil dalam satu
kesatuan kekuatan pertahanan total, yang tidak hanya meningkatkan kekuatan
pertahanan negara, tetapi juga meningkatkan kinerja warga negara dalam lapangan
pekerjaan sipil yang digelutinya sebagai profesi kesehariannya.
Tantangan yang dihadapi terhadap sistem NSman adalah
sebagai berikut:
a.
Menyeimbangkan antara komitmen terhadap negara dan
terhadap profesi dan pekerjaannya.
b.
Bagaimana adaptasi dan desain sistem dan proses yang
menjadikan NSman sebagai pusat untuk dapat memfasilitasi secara
berimbang lepasnya mereka dari pekerjaan untuk berlatih.
c.
Pergeseran sikap dan perilaku generasi muda Singapura
akibat pengaruh globalisasi.
Guna mengatasi
tantangan penegakkan sistem NSman
dilaksanakan strategi sebagai berikut:
a.
Administrasi yang efektif berbasis information and technnology (IT).
Administrasi yang baik menjadi alat bagi NSman, keluarga dan
perusahaannya untuk melaksanakan peran dan tugasnya dengan efektif dan efisien.
b.
Penggelaran yang tepat dan bermanfaat, memiliki ketegasan
dan didasarkan pada pelatihan yang realistik.
c.
Kesalingkaitkan antara sang NSman, keluarga dan
tempatnya bekerja dalam berbagai bentuk kegiatan. Mengoptimalkan manfaat IT
dengan membuat web-site, sangat membantu terbangunnya keterlibatan dan
saling kaitan itu. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat melaksanakan tugas sebagai
NSman dengan tenang, demikian pula keluarga dan perusahaan tempat
bekerja.
d.
Penghargaan. Dilakukan dengan medali dan pemilihan
kemajuan dan promosi pangkat. Penghargaan juga diberikan dalam bentuk-bentuk tunjangan,
keringanan pajak, Penghargaan ditetapkan oleh sebuah komite yang dipimpin oleh
menteri setingkat.
e.
Untuk mengendalikan kualitas manajemen secara keseluruhan
4 strategi itu dan bekerjanya organisasi dapat maksimal, maka dipergunakan Enterprise Risk Management dan Balance Score Card.
2. Malaysia. Tentara Cadangan Tentara Diraja Malaysia terdiri dari
komponen tentara cadangan wajib dan komponen tentara cadangan sukarela. Tentara
cadangan sukarela terdiri dari:
a. Unit non-teknik, yang bertugas melaksanakan pekerjaan di
luar unit teknik atau spesialis lainnya.
b.
Unit Teknik,
adalah di luar unit spesialis yang bertugas mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
teknik.
c.
Unit spesialis (dikenal sebagai resimen spesialis),
sebuah unit yang melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan keterampilan
dan jenis pekerjaan-pekerjaan khusus pada bidang-bidang pekerjaan penting yang
memerlukan keahlian yang bersertifikasi
Resimen spesialis dibentuk untuk menjaga berjalan dan
berfungsinya sektor jasa nasional yang penting (obyek vital) seperti pelabuhan,
jalur kereta api, suplai air, listrik dan telekomunikasi. Mereka terdiri dari
pekerja teknik dan operator dari produsen jasa nasional yang penting yang
menjadi milik pemerintah. Resimen spesialis yang berada dalam binaan Tentara
Diraja Malaysia adalah: Resimen Spesialis Insinyur Jalur Komunikasi dan Resimen
Spesialis Sinyal Telekomunikasi, serta unit-unit spesialis binaan Angkatan Laut
dan Angkatan Udara yang menjadi partner
dalam perawatan kapal dan pesawat. Pentingnya peran unit-unit spesialis ini untuk
negara dan tentara adalah:
a.
Menangani kebutuhan dasar seperti transportasi kebutuhan
bahan pokok, pasokan listrik, dan telekomunikasi
b.
Bantuan sementara untuk stabilisasi situasi kedaruratan
c. Berpartisipasi menghubungkan perusahaan negara dan
partner swastanya sebagai bagian dari totalitas strategi pertahanan.
Misi Resimen
Spesialis adalah menjaga keberlangsungan operasional unit pelayanan-pelayanan
penting seperti pelabuhan, jalur kereta api, telekomunikasi, pasokan listrik
dan suplai air dalam situasi darurat pada tingkatan 50 % dari stuasi normal.
Peran Resimen
Spesialis di masa damai adalah melatih, menangani, merawat,
serta memperbaiki unit jasa pelayanan penting seperti pelabuhan, jalur
kereta api, telekomunikasi, pasokan listrik dan suplai air dalam situasi budaya
kerja militer. Dalam situasi darurat
menangani, merawat, serta memperbaiki unit jasa pelayanan penting
minimal 50 % dari kebutuhan nasional.
Tipe latihan
pertama adalah latihan tahunan dalam kampus selama 15 hari/ tahun atau 360 jam.
Tipe latihan kedua adalah latihan lanjutan dialokasikan 14 hari/ tahun, dengan
durasi minimum latihan 72 jam.
Aturan latihan meliputi latihan:
a.
Teknik. 70 % waktu latihan ini fokus pada latihan sesuai
keahlian di Resimennya, sehingga meningkatkan apek teknis kemiliteran sesuai
spesialisasinya
b. Resimen. Latihan
ini memakan 30 % waktu latihan, untuk mengembangkan nilai-nilai kemiliteran.
c.
Mobilisasi. Dilakukan jika diperlukan dengan tujuan
latihan untuk melihat kondisi dan kesiapan sikap dan perilaku dalam keadaan
darurrat, serta mengecek kesiapan jalur komando dan pengendalian.
3.
Australia. Tantangan mengintegrasikan tentara cadangan dan tentara
reguler di Australia
a.
Gambaran umum
1)
Integrasi dianggap sebagai perubahan, sehingga sangat
mungkin timbul resistensi. Hal ini menimbulkan peluang atau
kesempatan tergantung bagaimana hal itu disikapi.
2) Personel tentara cadangan dan tentara reguler memiliki
perbedaan signifikan.
3)
Tidak seluruh perbedaan diantara keduanya perlu
disatupadukan.
4)
Persaingan budaya
b. Agar tidak terjadi persaingan budaya dan sukses mengintegrasikan
tentara cadangan dan tentara reguler diperlukan:
1)
Peran kepemimpinan
2)
Komitmen nyata.
3)
Pengajaran dan komunikasi
4) Pemahaman bahwa integrasi tidak berarti sekedar tujuan
pasif, tapi merupakan hal penting dan dinamis untuk dicapai
5) Keyakinan tentara cadangan pada semua tingkatan
komando dan pengelolaan anggota komponen cadangan
c.
Mendorong peningkatan komitmen tentara cadangan dengan
memfasilitasi:
1)
Pola kerja yang pasti
2)
Latihan kerja yang fleksibel
3)
Kemudahan menuju tempat kerja
4)
Latihan yang mudah dilakukan
5)
Tingkat penggajian tentara cadangan yang ajeg
6)
Pengelolaan SDM yang memperhatikan kebutuhan dan
pengaturan khusus tentara cadangan.
7)
Tujuan karier yang asli bagi tentara cadangan
d.
Katagori penugasan tentara cadangan Australia terdiri
dari:
1)
Tentara cadangan aktif
a)
Kewajiban latihan 20 hari/ tahun berkaitan dengan
kesiapan dan kebutuhan kapabilitas yang diperlukan
b)
Struktur organisasinya bersifat tradisional dalam formasi
unit-unit
c)
Berada di kewilayahan
2)
Tentara cadangan kesiapan tinggi
a)
Bersifat individual atau tim kecil untuk mendukung dan
memperkuat operasi tentara darat.
b)
Melindungi pelabuhan dan bandara, menjaga markas besar,
dan obyek vital.
c)
Kewajiban latihan 32 – 50 hari/ tahun
d)
Diperlukan kompetensi tambahan bidang khusus
e)
Tunjangan kesehatan $2,500 per annum
f)
Bonus selesai mengakhiri tugas - $10,000 untuk 2 tahun.
3)
Tentara cadangan reaksi cepat
a)
Memberikan tambahan lapis kapabilitas yang dapat
memperkuat kapabilitas keamanan domestik Australian
Defence Force (ADF).
b) Peran utanya mendukung keamanan dalam negeri pelaksanaan
isolasi wilayah, perlindungan aset statis, pengaturan lalu-lintas, pencarian, dukungan logistik, dukungan
komando pengendalian, termasuk dalam situasi darurat.
c)
Latihan wajib minimum selama 20 hari/tahun
d)
Harus lulus latihan tentara cadangan reaksi cepat
e)
Bonus sampai pengakhiran tugas - $700 per annum
4)
Tentara cadangan siap
a)
Terdiri dari para cadangan tentara darat, dengan tidak
ada kewajiban latihan khusus.
b)
Pada pangkat saat pensiun tentara dan memiliki
kualifikasi khusus diikat menjadi cadangan selama 5 tahun.
5)
Pendataan
kemampuan/ kompetensi sipil untuk kepentingan rekruitmen cadangan di Australia:
a) Pendidikan dasar dan pendidikan tinggi yang
bersertifikat da terakreditasi
b) Kualifikasi diploma, pendidikan dan pelatihan
vokasional yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan yang terdaftar
c)
Lisensi praktis yang mendetail tentang keahliannya
d) Keanggotaan dalam lembaga profesi yang menjadi bidang
keahliannya
e)
Keterampilan diri yang melekat, termasuk kemampuan
bahasa
f)
Detail pengalaman kerja
g)
Etnisitas.
4. Pakistan. Pakistan membangun tentara cadangan
didasarkan pada kebutuhan pertahanan negara dihadapkan dengan ancaman yang
mungkin timbul. Setiap warga negara yang berusia 18 sampai dengan 32 tahun
menjadi tentara cadangan selama waktu yang bervariasi dari 3 tahun
sampai dengan 8 tahun. Selain itu tentara cadangan Pakistan didukung oleh 3 strata, yakni:
kekuatan paramiliter permanen, kekuatan para militer nonpermanen dan organisasi
sipil terkait
a.
Kekuatan paramiliter permanen:
1)
Korps Penjaga Perbatasan (di bawah menteri dalam negeri,
direkruit oleh pemerintah federal dari suku-suku di wilayah perbatasannya dan
dipimpin oleh tentara reguler, bertugas mengawasi pelintas batas).
2)
Rangers (pengamanan perbatasan di daerah Punjab dan Sind
untuk tugas pengamanan dalam negeri, dibawah binaan pemerintah Provinsi,
dipimpin perwira tentara darat)
3)
Pasukan Penjaga Pantai (Mencegah aktifitas penyelundupan,
melakukan patroli sepanjang garis pantai, memiliki sayap intelejen)
4)
Badan Keamanan Maritim (mengamankan wilayah laut Zona
Ekonomi Eksklusif, dilengkapi kapal destroyer, dan memiliki kemampuan SAR))
b.
Kekuatan para militer nonpermanen
1)
Mujahid (implementasi konsep tentara rakyat/ tentara
teritorial, juga diperbantukan pada waktu terjadi bencana, pengerahan melalui
mobilisasi, pola latihan: dasar dan penyegaran)
2)
Janbaz (Lini kedua/ cadangan tentara reguler, diorganisir
berbasis sektor atau wilayah geografi dan administrasi setingkat kabupaten,
latihan dan kegiatan basis selama 6 minggu)
c.
Organisasi sipil terkait (Palang merah dengan kapabilitas
yang dimilikinya).
5. Philipina. Landasan perundang-undangan Philipina menetapkan
perlunya disiapkan tentara di masa damai yang dapat dikembangkan dengan cepat
oleh kekuatan tentara rakyat di waktu perang, invasi dan pemberontakan.
Berdasarkan ketentuan itu pembangunan kekuatan tentara Philipina merupakan
komposisi 20 % tentara reguler dan 80 % tentara rakyat (komponen cadangan).
Tentara rakyat diaktifkan melalui mobilisasi (call of duty) dengan
tugas-tugas memperkuat tentara reguler, operasi penyelamatan, membantu
pengembangan sosial ekonomi masyarakat, dan membantu operasi dan perawatan
sarana penting pemerintah dan swasta yang dipergunakan. Komponen cadangan
terdiri dari: Cadangan Darat, Cadangan Laut, Cadangan Udara, komponen cadangan
teknis dari tenaga profesional kesehatan, pendidikan, hukum, IT dan sektor
terkait lainnya (ready dan standby), komponen cadangan afiliasi
bidang pengadaan air bersih, listrik, komunikasi, transportasi dan lain
sebagainya.
PENUTUP
Tentara
cadangan merupakan bagian dari kesiapsiagaan suatu negara dalam menghadapi
ketidakpastian dan persaingan bebas di era global. Sebagai
kesiapsiagaan yang bersifat mendukung tentu menimbulkan beberapa permasalahan
yang harus dijawab, sehingga pembentukan, pembinaan dan penggunaannya dapat
efektif dan efisien serta diterima segenap elemen bangsa.
Pengertian tentara cadangan juga mencakup cadangan kekuatan SDM untuk
mengamankan obyek-obyek vital seperti: energi listrik, air, transportasi,
komunikasi dan lain sebagainya. Untuk itu hampir semua negara peserta memiliki
satuan khusus yang beranggotakan warga negara dengan keahlian tertentu sesuai
sektor atau obyek vital yang ditangani. Sistem pembentukan
dan struktur tentara cadangan bersifat khas sesuai dengan latar belakang
sejarah, sosial budaya dan perkiraan lingkungan strategis yang dihadapi oleh
suatu negara.
Terdapt resiko kesenjangan budaya dan etos kerja karena sifat dari cadangan
yang memiliki komitmen ganda, antara menjadi cadangan dan menjadi pegawai di
mana yang bersangkutan bekerja. Mengingat kesenjangan budaya diperlukan
kurikulum pendidikan dan pelatihan tertentu untuk mengintegrasikan kemampuannya
ke dalam kemampuan tentara reguler. Terdapat tingkat
komitmen yang rendah pada profesi-profesi tertentu (seperti ahli IT, ahli
teknik pada umumnya dan dokter) untuk ikut serta dalam cadangan, sehingga
membutuhkan penanganan khusus dalam rekruitmen dan penugasan.
Pembentukan
tentara cadangan tidak hanya semata-mata untuk peningkatan kekuatan militer
suatu negara. Lebihdari itu pembentukan tentara cadangan merupakan bagian dari nation and character building. Secara umum
terdapat kesamaan fungsi tentara cadangan, yakni selain untuk memperbesar dan kekuatan
tentara, juga berfungsi untuk:
1.
Membangun kesadaran bela negara warga negara.
2.
Mempersiapkan kekuatan bantuan dalam kondisi kedaruratan.
Dari tulisan pak Andaru ini bila dicermati dari awal hingga kesimpulan akan banyak sekali yg perlu ditanggapi utk diluruskan bila tidak maka tulisan ini akan merupakan racun bagi pembaca yg tdk paham bagaimana sebenarnya kehidupan sebagai prajurit TNI, Saya yakin pak Andaru meskipun sdh berpangkat Kolonel belum paham benar bagaimana kehidupan prajurit tentara apalagi kehidupan prajurit tempur dan Bantuan tempur (Banpur) yg banyak digelar tersebar diwilayah Nusantara ini, hal ini baru dari sudut pandang matra Darat belum Laut dan Udara. Kalau dicermati dari track record pak Andaru ini, pasti sangat minim pengalaman bertugas sebagai prajurit TNI AD serta dari wawasannya pasti belum memadai sebagai Perwira menengah yg seharusnya melalui pendidikan tertinggi di kecabangan dan matra Darat (Suslapa dan Seskoad) disamping itu korp ybs administrasi yaitu CAJ, rasanya memperoleh pangkat Kolonel itu tidak imbang sebagaimana Perwira yg berpangkat Kolonel sebenarnya spt yg sudah menjalani pendidikan Seskoad, sehingga tulisannya dapat menjadikan penyesatan dan menimbulkan opini kpd pembaca yg kurang paham bagaiman sebenarnya kehidupan prajurit TNI, sangat disayangkan.
BalasHapusBila mau ditanggapi secara keseluruhan rasanya akan menjadi panjang bahkan bisa2 3X lipat tulisan pak Andaru ini, sementara saya akan tanggapi dulu hal yg paling awal ; ada statemen penyesatan dari pak Andaru ;" Hal itu kemudian berpengaruh dalam filososfi karir. Oleh sebab keyakinan dan kenyamanan dalam menjalani pekerjaannya, warga negara yang berkarir dalam tentara reguler berpikir kapan saya menjadi jenderal. Bebeda dengan tentara reguler, warga negara yang menjadi tentara cadangan memiliki filosofi berkarir kapan selesai melaksanakan tugas alias pensiun."
Prajurit karir itu masuk tentara pada dasarnya tidak 100 % mencari pekerjaan melainkan karena kebanggaan dan kesukaan, tapi bisa jadi dgn pak Andaru begitu lulus kuliah drpd nganggur coba2lah melamar jadi tentara dgn segala cara. Menjadi tentara karena panggilan jiwa akan tegar menjalani seleksi yg sangat ketat dan pendidikan yg cukup berat dan lama spt mereka2 yg lulusan Akademi TNI, mereka awalnya banyak tdk paham bgm berkarir di tentara yg penting lulus dan menjadi Komandan itulah suatu kebanggaan, berkarir utk memperoleh posisi yg lbh tinggi itu adalah dari hasil prestasi kerja yg didorong rasa bangga tadi jadi bukan mengejar karir pada posisi tertentu utk sekedar mendapat kenaikan pangkat spt pak Andar dapatkan itu. Dengan demikian bila mereka yg berkarir sbg prajurit TNI yg dari awal berdasarkan kebanggaan (prosentasenya sangat besar) adalah wajar bila mereka memperoleh pangkat Jenderal terutama para lulusan Akademi TNI karena sudah melalui berbagai penugasan dlm dinasnya sbg prajurit dan didukung dgn berbagai pendidikan yg harus dilalui oleh prajurit Perwira. Sehingga lebih bijak bila pak Andaru menulis hals yg menyangkut kehidupan prajurit TNI sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu kpd mereka2 yg memiliki pengalaman luas tenteng bagimana menjadi seorang prajurit TNI yg berkarir, janganlah mengukur pihak lain dgn bermodal pengalaman dan pemikiran sendiri yg sangat sempit wawasannya lbh bijak tdk usah menulis tetang kehidupan prajurit dan tugas2 yg dilakukan oleh prajurit TNI sebenarnya, tulislah pengalaman pak Andaru tentang bagaimana kuliah dan disiplin ilmu yg sdh dimiliki sehingga orang bisa mengukur apakah benar sosok pak Andaru itu layak mendapat gelar Master.
Alhamdulillah, akhirnya kami mendapat komen yng meskipun krg proporsional tapi dpt membuka diskusi.
HapusTerlepas dari kekurangan sy yg sdh bpk gambarkan, sesungguhnya di awal tulisan kami sdh menyampaikan bahwa ini merupakan oleh-oleh dr Kegiatan semacam lokakarya membahas tentang Komcad Komcad di antara negara2 Asia Pasifik. Kemudian juga Saya sampaikan artikel ini kiranya dapat dijadikan masukan bagaimana Kemhan membangun Komcad yg mmg sdh menjadi amanat UU 3 Tahun 2002. Segenap uraian tersebut berdasarkan gambaran th diuraikan msg delegasi, so itu Komcad menurut filosofi msg2 negara peserta, bukan opini kami untuk membangun komponen komponen cadangan. Naaah kemudian dg membandingkan dg pengalaman pengalaman mereka mari kita serap bagaimana membangun komponen cadangan kita agar tdk seperti atau tdk mengalami kesulitan2 sprti yg mereka alami. Bahwa Komcad kita hrs dibangun hrs dibentuk sesui dg watak dan filosofi kita itu harus.
Demikian mungkin seharusnya menyikapi tulisan sy.
Terima kasih
Ingat Komponen cadangan di Indonesia ini belum ada terkendala oleh UU nya sehingga janganlah coba2 menyemekan dgn konsep Komponen cadangan yg apapun namany dari negara lain karena karakter dan budaya bangsa berbeda serta Doktrin Pertahanan meliputi Strategi hingga tehnis bertempur sangat berbeda yg akan berpengaruh kpd pembekalan dalam pembentukan yaitu Pendidikan dan Latihan serta cara penerapan dalam pelatihan.
BalasHapusPaham, memang konsep Komcad negara lain akan sangat berbeda dengan Komcad yang diamanatkan UU No. 3 Tahun 2002. Dengan memahami bagaimana Komcad di negara-negara Asia Pasifik hasil Lokakarya tersebut ternyata di samping doktrin, strategi dan teknis bertempur, masih terdapat permasalahan lain sebagaimana diuraikan dalam artikel tersebut. Jadi memang tidak mudah membentuk Komponen Cadangan apalagi UU yang anda sebut belum lahir.
Hapus