Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

IRONi AGUSTUS: ANTARA PERAYAAN KEMERDEKAAN, LUKA SOSIAL, DAN PENGABAIAN TUJUAN BERBEGARA

 Ironi Agustus: Antara Perayaan Kemerdekaan, Luka Sosial, dan Pengabaian Tujuan Bernegara Oleh: K.D. Andaru Nugroho* Agustusan, Sebuah Momentum Bulan Agustus selalu menjadi bulan yang sarat makna bagi bangsa Indonesia. Setiap tahunnya, rakyat menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan dengan semarak. Bendera merah putih berkibar di tiap sudut negeri, anak-anak hingga orang tua mengikuti lomba kampung, dan suasana penuh kebersamaan seolah menjadi tanda syukur atas nikmat merdeka. Tidak hanya itu, di bulan ini juga diperingati hari-hari penting seperti HUT DPR RI (29 Agustus), Hari Veteran Nasional (10 Agustus), HUT Komnas HAM (23 Agustus), dan Hari Pramuka (14 Agustus). Namun, di balik gegap gempita tersebut, ada ironi yang mengusik. Pada saat yang sama, di sejumlah daerah pecah demonstrasi rakyat yang berujung ricuh dan menelan 10 korban jiwa. Sementara pejabat negara sibuk dengan seremoni, rakyat kecil justru berhadapan dengan aparat karena menuntut hak dasarnya. Fenomena ini me...

Krisis Makna Bela Negara

 KRISIS MAKNA BELA NEGARA Oleh KD Andaru Nugroho  15 Agt 2025 11:00 WIB  · Artikel Opini KOMPAS Delapan dekade setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, Indonesia masih saja berdiri di persimpangan antara harapan dan kenyataan. Bung Karno pernah menyebut kemerdekaan sebagai jembatan emas menuju keadilan dan kemakmuran. Namun, seperti jembatan yang dibangun tergesa dan diabaikan pemeliharaannya, perjalanan menuju cita-cita kemerdekaan kini terasa goyah, licin, bahkan sesekali terasa membingungkan. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah belum otomatis menjadi jaminan kesejahteraan. Layanan publik yang seharusnya menjadi cermin keberpihakan negara justru kerap menjadi panggung frustrasi rakyat. Korupsi, ketimpangan, dan pelayanan negara yang tambal sulam telah memudarkan makna ”kehadiran negara” bagi banyak warga. Yang lebih mengkhawatirkan, negara tetap menuntut rakyat untuk ”membela”, tanpa pernah serius bertanya apakah negara ini masih layak dibela dengan sepenuh jiwa dan raga...