Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013
NONMILITARY DEFENCE (Pertahanan Nonmiliter) PENDAHULUAN Ketika terjadi bencana gempa dan Tsunami di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, tergerak seluruh unsur kekuatan bangsa untuk membantu saudara sebangsanya yang sedang mengalami bencana. Demikian juga ketika   kasus Ambalat muncul di tengah-tengah penanganan bencana itu, berbondong-bondong dari berbagai lapisan masyarakat mendaftarkan diri mengekspresikan rasa cinta tanah airnya siap bela negara. Dua fakta yang diungkapkan itu menunjukkan betapa tinggi kesadaran masyarakat untuk membela negara. Fakta pertama ekspresi kesadaran bela negara itu berada dalam ancaman nonmiliter, sedangkan fakta yang ke dua ekspresi itu berada dalam ancaman militer, tetapi dalam dimensi ekspresi yang ditampilkan keduanya berada dalam satu dimensi, yaitu dimensi keras. Dalam konteks ancaman militer, memang dimensi keras itulah yang harus ditampilkan, tetapi dalam konteks ancaman nonmiliter dimensi ekspresi itu dapat berupa dimensi keras d
Gambar
MEMBANGUN KESADARAN BELA NEGARA                                     (Menggunakan Konsep Jean Jacques Rousseau,                                       Mengimplementasikan Resep Hernando de Soto,  dengan                                       Semangat Umar bin Khatab) Prolog Jean Jacques Rousseau adalah filsuf Perancis pengarang buku monumental “ du Contract Social ” yang menjadi kajian dan rujukan filsafati, politik dan penyelenggaraan negara. Dalam masterpiece itu diuraikan secara gamblang tentang masyarakat, penduduk, dan warga negara. Juga diuraikan dalam buku itu apa dan bagaimana yang disebut  negara, pemerintah, kekuasaan, tiran, dan diktator, pun juga dijelaskan tentang hak, hukum, keadilan, monarki, aristokrasi dan demokrasi. Dalam uraian panjang lebar tentang berbagai konsep dan relasi yang terjadi dalam perjanjian sosial, yang menarik dan hendak diungkap dari Rousseau adalah bahwa yang terjadi dari dinamika berbagai konsep dan relasi dalam kontrak sosial, ujung
Kekuatan Pendukung dan Komponen Pendukung dalam Sistem Pertahanan Semesta Konsepsi komponen pendukung dalam sistem pertahanan semesta merupakan kristalisasi pengalaman perang kemerdekaan Indonesia. Merangkum pengalaman perang dan dipadukan dengan kekayaan literatur perangnya, Nasution dalam konteks perang gerilya menulis: ”......., maka perjuangan ideologi yang hebatlah yang membangkitkan perang gerilya. ” (AH. Nasution, ” Pokok-pokok Gerilya dan Pertahanan Republik Indonesia di Masa Lalu dan yang Akan Datang ”, cet.-4, Penerbit Angkasa, Bandung, 1980, hlm: 17). Pada uraian di halaman yang sama selanjutnya Nasution menulis: ” Maka pemeliharaan semangat, penyuburan ideologi, adalah pula tugas yang utama bagi sigerilya, terutama untuk memelihara semangat perlawanan rakyat ”. Dari kristalisasi strategis Nasution ini, kunci utama perang semesta adalah dukungan rakyat, yang rumusan konstitusionalnya menempatkan rakyat sebagai kekuatan pendukung sistem pertahanan dan keamanan rakyat